bptphprovsumsel

bptphprovsumsel

Salam Sehat Sahabat PeTa Tikus (Rattus argentiventer) merupakan hewan mamalia yang dianugerahi Tuhan insting yang kuat, penciuman tajam dan kemampuan reproduksi yang tinggi. Dalam satu musim tanam padi, hewan ini mampu beranak hingga 3 kali dengan rata-rata 10 ekor anak per kelahiran. Perlu Sahabat PeTa ketahui, Serangan Tikus menjadi ancaman yang serius sejak awal tanam sampai panen dan merusak dengan cara memotong batang padi serta meninggalkan bekas potongan di dekat tanaman yang terserang. Adanya pertumbuhan tanaman padi yang tidak rata di bagian tengah sawah merupakan ciri khas dari serangan hama ini. Selain itu, Tikus Sawah juga membuat sarang di sekitar pematang sehingga perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah kerusakan pada tanaman dan penurunan produksi padi. Selasa (16 Juli 2024) telah dilaksanakan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tikus pada pertanaman padi di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Luas areal yang dikendalikan adalah 10 ha dengan umur tanaman 7- 35 HST serta Varietas yang ditanam adalah Ciherang. Bahan pengendali yang digunakan adalah Brodifakum 0,005% dan sulfur 57% yang merupakan bantuan dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Lahat. Kegiatan gerakan pengendalian ini didampingi oleh Kepala BPP Kikim Tengah (Hadiwanto, S.P), PPEP POPT (Rini Setiawati) dan PPL (Purwanto dan Yusammah). Rekomendasi : - Lakukan evaluasi 3 hari setelah pelaksanaan gerakan pengendalian. - Gerakan pengendalian dilakukan secara bersama-sama, terus-menerus dan pada hamparan yang luas. - Pengaplikasian bioyoso. - Pelestarian burung hantu Tyto alba dengan pembuatan rumah burung hantu (rubuha). - Pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT. Demikian informasi hari ini untuk Sahabat PeTa, selalu jaga kesehatan dan mari kita masifkan pertanian sehat ramah lingkungan. #POPTSumsel #SahabatPeTa #POPTKeren