Salam Sehat Sahabat PeTa
Serangan Tikus Sawah (Rattus argentiventer) adalah salah satu kendala dalam usaha tani padi. Hama ini menjadi ancaman yang serius sejak awal tanam sampai panen dan merusak dengan cara memotong batang padi serta meninggalkan bekas potongan di dekat tanaman yang terserang. Adanya pertumbuhan tanaman padi yang tidak rata di bagian tengah sawah merupakan ciri khas dari serangan hama ini. Selain itu, Tikus Sawah juga membuat sarang di sekitar pematang sehingga perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah kerusakan pada tanaman dan penurunan produksi padi.
Perlu Sahabat PeTa ketahui, Tikus sawah merupakan hewan mamalia yang dianugerahi Tuhan insting yang kuat, penciuman tajam dan kemampuan reproduksi yang tinggi. Dalam satu musim tanam padi, hewan ini mampu beranak hingga 3 kali dengan rata-rata 10 ekor anak per kelahiran.
Pada hari Rabu (10 Juli 2024), Petugas POPT (Puspa Dewi, S.P) melaksanakan monitoring OPT padi di Desa Ujanmas Ulu Kecamatan Ujanmas Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Luas hamparan pertanaman adalah 7 ha dengan umur 21-35 hst. Varietas yang ditanam adalah Ciherang. Berdasarkan hasil monitoring, OPT yang ditemukan adalah Tikus Sawah dengan luas serangan 0,5 ha dan intensitas 1,3%.
Musuh alami yang ditemukan adalah Katak, Coccinelidae, Paederus, Laba-laba dan Capung.
Rekomendasi :
- Pelestarian burung hantu Tyto alba dan pembuatan rumah burung hantu (Rubuha).
- Pengendalian dengan menggunakan Bioyoso.
- Melakukan pengemposan pada lubang aktif dengan bahan aktif Belerang.
- Pengendalian dengan menggunakan Rodentisida berbahan aktif Brodifakum 0,005%.
- Sanitasi lingkungan.
- Pengamatan intensif untuk memantau perkembangan OPT.
Demikian informasi hari ini untuk Sahabat PeTa, selalu jaga kesehatan dan terapkan budidaya tanaman sehat.
#POPTSumsel
#SahabatPeTa
#POPTKeren